Sabtu, 21 Maret 2015

teori ekonomi mikro




PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT DI KEC.SEPONTI
Tugas Resume Materi Teori Ekonomi Mikro
Dosen Pembimbing : Soko Wikardojo,Dr,Ir,SE,ST,MT
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro (E)
Disusun Oleh :
Muhamad Khamid Mahmud
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2014


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................  
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................................    
Penurunan Harga Kelapa Sawit di Kec.Seponti.................................................   
1.Pendahuluan ........................................................................................................   
   a. Geografis Wilayah.............................................................................................  
   b. Sumber Daya....................................................................................................   
   c. Kelangkaan...................................................................................   
   d. Harga................................................................................................................   
BAB II
A. Komoditi Kelapa Sawit.....................................................................................   
1.      Kelangkaan......................................................................................................   
2.      Harga................................................................................................................  
B. Keseimbangan.................................................................................................... 
C. Elastisitas...........................................................................................................  
D. Utility Titik Jenuh.............................................................................................   
E. Kepuasan Sama Komoditi A dan Komoditi B..........................................   
F. Sifat Permintaan Sama Komoditi A dan B...............................................    
         i. Sifat Sama....................................................................................    
         ii. Sifat Beda....................................................................................   
G.Teori Produksi Kebutuhan Tenaga Kerja Produksi Kelapa Sawit.............   
H. Biaya Produksi............................................................................................ 
a.       Biaya Tetap............................................................................ 
b.      Biaya Variabel.....................................................................
c.       Biaya Total............................................................................  
I. Kendala Produksi ........................................................................................ 
BAB III PENUTUP
1.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Persaingan Sempurna?…………………    
2.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopoli Murni?………………….......    
3.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopolistis?………………………….    
4.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Oligopoli?..……………………………..
5.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopsoni?.............................................







 



BAB 1
PENDAHULUAN
 Dengan adanya mata kuliah Teori Ekonomi Mikro mahasiswa akan mampu mengembangkan suatu dasar yang kuat atas konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat dan metoda pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan pemerintah, yang harus memilih di antara sumberdaya yang terbatas, beserta seluruh kendala yang ada, seperti masalah mutu dan kelangkaan. Mahasiswa juga diharapkan akan mampu menerapkan konsep dasar ekonomi pada situasi-situasi yang problematik. Pada akhirnya mahasiswa akan mampu mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro) ke dalam lingkungan sosial-politik kita secara lebih nyata.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien, serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan harga. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar. Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga.  dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran- permintaan terhadap suatu barang.




Penurunan Harga Kelapa Sawit di Kec.Seponti
1.Pendahuluan
Harga barang dapat mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurunnya kualitas barang karena terkontaminasi dengan bahan lain.
A. Geografis Wilayah
Kecamatan Seponti merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, yang memiliki batas wilayah  utara Desa Telaga Arum, barat Desa Banyu Abang, timur Desa Wonorejo, dan selatan Desa Podorukun. Daerahnya memiliki dataran rendah berbukit, beriklim tropis, curah hujan normal, dan struktur tanah yang gembur dan subur. Dari jumlah keseluruhan masyarakatnya ± 2,500 jiwa mayoritas berpendidikan antara SD,SMP,dan SMA, hanya sedikit yang menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Tingkat perekonominya antara menengah kebawah dan bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan buruh bangunan,
B. Sumber Daya
Terdapat beberapa sumber daya yang ada di daerah tersebut yaitu (1) Sumber Daya Alam (SDA) seperti tanaman industri kelapa sawit, karet, kopra, dan perairan yang ada seperti sungai kapuas, muara, dan juga kayu-kayu besar yang tumbuh di hutan. (2) Sumber Daya Manusia (SDM), mayoritas petani, nelayan, buruh bangunan, dan pedagang kecil. (3) Sumber Daya Modal, ada lembaga keuangan seperti Bank BRI, Pegadaian, BMT Sidogiri, dan Koprasi Unit Desa (KUD).
C. Kelangkaan
Kelangkaan terjadi karena beberapa faktor seperti penurunan mutu karena tanaman terserang hama, Akibatnya barang bermutu bagus menjadi langka dan banyaknya barang  bermutu jelek. Sedangkan yang di butuhkan pabrik barang bagus.

D. Harga
Karena banyaknya barang yang berkualitas tidak bagus (kelapa sawit bermutu berstandard) , maka harga barang di pasaran jadi menurun, kelapa sawit yang tadinya mencapai harga Rp.800/kg, turun menjadi Rp.500/kg.




BAB II
A.    Komoditi Kelapa sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman industri yang buahnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, minyak nabati, lemak susu, dan lain-lain.
Kualitas kelapa sawit menurun sehingga menyebabkan harga turun. Banyak kuantitas barang tetapi mutunya jelek, dan terjadi kelangkaan barang berkualitas bagus.
1. Kelangkaan
Kelapa sawit di gunakan untuk proses industri akan menjadi langka karena mutu menurun. Mutu kelapa sawit menurun karena tanaman terserang hama.
2.Harga
Saat komoditi kelapa sawit terjadi penurunan mutu,maka harga kelapa sawit di pasaran juga ikut menurun. Kelapa sawit yang semula harganya Rp.800/kg turun menjadi Rp.500/kg
B. Keseimbangan
Ketika  kuantitas barang sedikit tetapi mempunyai mutu yang baik maka harganya juga akan naik. Akan tetapi jika kuantitas barang banyak dan kualitasnya menurun maka harganya juga akan turun. Sedangkan yang di butuhkan pabrik adalah barang yang mempunyai mutu bagus, walaupun barang yang bermutu bagus jumlahnya yang ada hanya sedikit dan harganya mahal.
C. Elastisitas
Di saat harga kelapa sawit naik maka konsumen akan mencari barang lain untuk di jadikan pengganti.  Jika kelangkaan terjadi maka kelapa sawit diganti dengan kopra atau barang pengganti lainnya yang fungsinya sama dengan kelapa sawit.

D.Utility Titik Jenuh
Konsumen tentu akan jenuh jika mengkonsumsi barang secara berulang-ulang, oleh sebab itu kelapa sawit selain di gunakan untuk membuat minyak goreng bisa di kembangkan sebaga bahan pengganti untuk membuat lemak susu, margarin, pembuatan susu kental manis, sabun, minyak nabati, tepung susukrim, dan ampasnya di gunakan untuk makanan ternak.

E. Kepuasan  Sama komoditi A dan komoditi B
Anggaran yang kita miliki Rp.100.000, Untuk membeli kelapa sawit 37,5 kg dengan harga  Rp.800/kg sejumlah Rp.30.000. Dan untuk membeli kopra 140kg dengan harga  Rp.500/kg sejumlah Rp.70.000.
F. Sifat Permintaan Sama Komoditi A dan B
i. Sifat sama
Hasil minyak dari produk komoditi kelapa sawit dan kopra memiliki sifat sama yaitu untuk menggoreng.   
ii. Sifat beda
Untuk kelapa sawit saat proses produksi harus masuk ke pabrik industri terlabih dahulu  karena harus menggunakan alat/mesin yang sudah moderen dan pendistribusian juga lewat pabrik industri, sedangkan kopra bisa di olah sendiri dengan alat tradisional.


G. Teori produksi kebutuhan tenaga kerja produksi kelapa sawit
Untuk memproduksi kelapa sawit, di perlukan proses mulai dari pemanenan, pengumpulan, dan penggilingan. Dalam  proses tersebut di perlukan tenaga kerja. Untuk dapat menghasilkan 20 liter  minyak kelapa sawit, di perlukan tenaga kerja sejumlah 10 orang dan waktu selama 1 minggu untuk menyelesaikannya.
Jika pabrik akan menambah jumlah minyak yang di produksi menjadi 40 liter, maka menambah tenaga kerja yang tadinya 10 orang menjadi 20 orang untuk 40 liter. Namun, karena penambahan tenaga kerja yang baru belum tentu ahli dalam bidang tersebut sehingga tidak efisien dan pesanan tidak selalu stabil, terkadang banyak dan terkadang sedikit,  jadi di atasi dengan menerapkan prinsip padat modal, yaitu dengan jumlah tenaga kerja tetap 10 orang, tetapi menambah waktu produksi menjadi 2 minggu untuk menghasilkan 40 liter minyak kelapa sawit.
H. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya pengeluaran yang di gunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa.
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi minyak kelapa sawit antara lain meliputi biaya tetap(TFC), biaya variabel(TVC), dan biaya total(TC).
a.       Biaya tetapnya yaitu pembelian tanah Rp. 20.000.000, Mesin Rp.15.0000.000,-       Kendaraan Rp. 10.000.000,- Gedung Rp. 25.000.0000,-
b.      Biaya variabelnya yaitu pembelian ATK Rp. 250.000,- bayaran gaji Rp.15.000.000,- bayar listrik Rp. 200.000,- bayar air Rp. 50.000,-
c.       Biaya total, diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel      ( TC = TFC + TVC ) 



Biaya Tetap :
Tanah                           Rp.20.000.000
Mesin                           Rp.15.000.000
Kendaraan                    Rp.10.000.000
Gedung                        Rp.25.000.000
Jumlah Biaya Tetap              Rp.70.000.000

Biaya Variabel :
ATK                             Rp.250.000
Bayar Gaji                    Rp.15.000.000
Bayar Listrik                Rp.200.000
Bayar Air                     Rp.50.000
Jumlah Biaya Variabel          Rp.15.500.000

Biaya Total :
Jumlah Biaya Tetap                  Rp.70.000.000
Jumlah Biaya Variabel             Rp.15.500.000
Jumlah Biaya Total                     Rp.85.500.000

I. Kendala Produksi dan Kemajuan Teknologi
Kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan kelapa sawit saat memproduksi minyak kelapa sawit adalah ketidak efisienan tenaga kerja, seperti tenaga kerja yang malas, sering tidak masuk kerja, bahkan mogok kerja yang dikarenakan rendahnya upah yang diterima, fasilitasnya kurang, dan kurangnya motifasi untuk bekerja lebih giat, sehingga menyebabkan ketidak efisienan tenagakerja saat memproduksi.
Selain itu, tidak adanya pesaing juga menyebabkan semangat tenaga kerja menjadi berkurang, kerena perusahaan memonopoli daerah tersebut, sehingga para tenaga kerjanya beranggapan bahwa para konsumen  pasti membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Dengan adanya teknologi seperti mesin dan alat-alat lain yang semakin canggih, membuat perusahaan dapat lebih menghemat biaya saat memproduksi minyak kelapa sawit. Di saat perusahaan belum menggunakan teknologi yang canggih seperti mesin penggilingan(Sand Washing Machine), mesin penyaringan(Vibrating Screan), dan mesin untuk pencetakan kemasan saat memproduksi minyak, perusahaan memerlukan biaya Rp 5.000.000 untuk menghasilkan 100 liter minyak kelapa sawit, tapi setelah perusahaan mengunakan teknologi mesin yang canggih, perusahaan hanya memerlukan biaya Rp.3.000.000  untuk menghasilkan 100 liter minyak kelapa sawit.




BAB III
PENUTUP
1.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Persaingan Sempurna?
Ya, Kelapa sawit termasuk persaingan sempurna, karena banyak penjual kelapa sawit di pasaran dan para pembeli juga banyak, karena harga jualnya sama antara penjual yang satu dan penjual lainnya, Produk kelapa sawit banyak diminati oleh para konsumen karena harganya seimbang dan jenisnya sama. Selain itu, jumlah barang yang banyak dan ada dimana-mana memudahkan konsumen untuk mendapatkannya.
2.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopoli Murni?
Ya, Kelapa sawit termasuk monopoli murni, hal ini disebabkan karena di kecamatan Seponti hanya terdapat satu perusahaan saja, yaitu PT.KAP yang merupakan perusahaan kelapa sawit satu-satunya yang ada di kecamatan Seponti yang memproduksi kelapa sawit, sehingga perusahaan tersebut menguasai daerah kecamatan Seponti dalam bidang produksi kelapa sawit.
3.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopolistis?
Di kecamatan seponti kelapa sawit tidak termasuk monopolistis, karena hanya ada satu perusahaan saja yang memproduksi dan menjual kelapa sawit yaitu PT.KAP, dan barang yang dijual serupa dan sama, hal ini dikarenakan kelapa sawit yang ada di daerah tersebut, dan yang diproduksi oleh perusahaan hanya satu jenis yaitu jenis Tenera.

4.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Oligopoli?
Di kecamatan seponti kelapa sawit tidak termasuk oligopoli, dikarenakan hanya terdapat satu perusahaan  kelapa sawit, dan kelapa sawit yang di jual oleh peusahaan hanya satu jenis yaitu kelapa sawit jenis Tenera, yang memiliki mutu baik, buahnya yang berukuran besar, memiliki daging buah yang tebal dan mengandung minyak yang lebih banyak. Hal ini yang menyebabkan kelapa sawit jenis ini lebih diminati oleh perusahaan.
5.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopsoni?
Kelapa sawit tidak termasuk kedalam monopsoni, dikarenakan terdapat banyak konsumen dari berbagai kalangan yang membeli kelapa sawit sebagai faktor produksi pembuatan minyak goreng, lemak nabati, lemak susu, dan margarin.