PENURUNAN HARGA KELAPA SAWIT DI KEC.SEPONTI
Tugas Resume Materi Teori Ekonomi Mikro
Dosen Pembimbing : Soko Wikardojo,Dr,Ir,SE,ST,MT
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro (E)
Disusun Oleh :
Muhamad Khamid Mahmud
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
...............................................................................................
Penurunan Harga Kelapa Sawit di Kec.Seponti.................................................
1.Pendahuluan ........................................................................................................
a. Geografis Wilayah.............................................................................................
b. Sumber Daya....................................................................................................
c. Kelangkaan...................................................................................
d. Harga................................................................................................................
1.Pendahuluan ........................................................................................................
a. Geografis Wilayah.............................................................................................
b. Sumber Daya....................................................................................................
c. Kelangkaan...................................................................................
d. Harga................................................................................................................
BAB II
A. Komoditi Kelapa Sawit.....................................................................................
1.
Kelangkaan......................................................................................................
2.
Harga................................................................................................................
B.
Keseimbangan....................................................................................................
C.
Elastisitas...........................................................................................................
D. Utility Titik
Jenuh.............................................................................................
E. Kepuasan Sama
Komoditi A dan Komoditi B..........................................
F. Sifat Permintaan
Sama Komoditi A dan B...............................................
i. Sifat
Sama....................................................................................
ii. Sifat
Beda....................................................................................
G.Teori Produksi Kebutuhan
Tenaga Kerja Produksi Kelapa Sawit.............
H. Biaya Produksi............................................................................................
H. Biaya Produksi............................................................................................
a.
Biaya Tetap............................................................................
b.
Biaya
Variabel.....................................................................
c.
Biaya
Total............................................................................
I. Kendala Produksi ........................................................................................
I. Kendala Produksi ........................................................................................
BAB III PENUTUP
1.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Persaingan Sempurna?…………………
2.Apakah
Kelapa Sawit Termasuk Monopoli Murni?………………….......
3.Apakah
Kelapa Sawit Termasuk Monopolistis?………………………….
4.Apakah
Kelapa Sawit Termasuk Oligopoli?..……………………………..
5.Apakah
Kelapa Sawit Termasuk Monopsoni?.............................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Dengan adanya mata
kuliah Teori Ekonomi Mikro mahasiswa akan mampu mengembangkan suatu dasar yang
kuat atas konsep-konsep perekonomian pasar, seperti pemahaman tentang hakekat
dan metoda pembuatan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, produsen dan
pemerintah, yang harus memilih di antara sumberdaya yang terbatas, beserta
seluruh kendala yang ada, seperti masalah
mutu dan kelangkaan. Mahasiswa juga diharapkan akan
mampu menerapkan konsep dasar ekonomi pada situasi-situasi yang problematik.
Pada akhirnya mahasiswa akan mampu mengembangkan pemahaman yang lebih baik
mengenai peranan ilmu ekonomi (mikro) ke dalam lingkungan sosial-politik kita secara
lebih nyata.
Salah satu
tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang
membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber
terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa
kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien, serta menjelaskan
berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan
mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi
ekonomi dari teori permainan harga.
Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam
sistem pasar. Teori
penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar
persaingan sempurna. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini
ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi harga.
dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan
penawaran- permintaan terhadap suatu barang.
Penurunan Harga Kelapa Sawit di Kec.Seponti
1.Pendahuluan
Harga
barang dapat mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
menurunnya kualitas barang karena terkontaminasi dengan bahan lain.
A. Geografis Wilayah
Kecamatan
Seponti merupakan salah satu kecamatan
di Kabupaten Kayong Utara,
Provinsi Kalimantan
Barat, yang memiliki batas
wilayah utara Desa Telaga Arum, barat Desa Banyu Abang, timur Desa Wonorejo, dan selatan Desa Podorukun. Daerahnya memiliki dataran rendah berbukit, beriklim tropis, curah hujan normal, dan struktur tanah
yang gembur dan subur. Dari
jumlah keseluruhan masyarakatnya ± 2,500 jiwa mayoritas berpendidikan antara
SD,SMP,dan SMA, hanya sedikit yang menempuh pendidikan hingga jenjang
perguruan tinggi. Tingkat perekonominya antara menengah kebawah dan bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan
buruh bangunan,
B. Sumber Daya
Terdapat beberapa sumber
daya yang ada di daerah tersebut yaitu (1)
Sumber Daya Alam (SDA) seperti tanaman industri kelapa
sawit, karet, kopra, dan perairan yang ada seperti sungai kapuas, muara, dan
juga kayu-kayu besar yang tumbuh di hutan. (2) Sumber Daya Manusia (SDM),
mayoritas petani, nelayan, buruh bangunan, dan pedagang kecil. (3) Sumber Daya
Modal, ada lembaga keuangan seperti Bank BRI, Pegadaian, BMT Sidogiri, dan
Koprasi Unit Desa (KUD).
C. Kelangkaan
Kelangkaan terjadi karena beberapa faktor seperti penurunan
mutu karena tanaman terserang hama,
Akibatnya barang bermutu
bagus menjadi langka dan banyaknya barang bermutu jelek. Sedangkan yang di butuhkan pabrik barang bagus.
D. Harga
Karena banyaknya barang yang berkualitas tidak bagus
(kelapa sawit bermutu
berstandard) ,
maka harga barang di pasaran jadi
menurun, kelapa sawit yang
tadinya mencapai harga Rp.800/kg, turun menjadi Rp.500/kg.
BAB II
A. Komoditi
Kelapa sawit
Kelapa sawit
merupakan tanaman industri yang buahnya dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan minyak goreng, minyak nabati, lemak susu, dan lain-lain.
Kualitas kelapa sawit
menurun sehingga menyebabkan harga
turun. Banyak kuantitas barang
tetapi mutunya
jelek, dan terjadi kelangkaan
barang berkualitas bagus.
1. Kelangkaan
Kelapa sawit di gunakan
untuk proses industri akan menjadi langka karena mutu menurun. Mutu kelapa sawit menurun karena tanaman terserang
hama.
2.Harga
Saat komoditi kelapa sawit terjadi
penurunan mutu,maka
harga kelapa sawit di pasaran juga ikut menurun. Kelapa sawit
yang semula harganya Rp.800/kg turun menjadi Rp.500/kg
B. Keseimbangan
Ketika kuantitas
barang sedikit tetapi mempunyai mutu yang baik maka harganya juga akan naik.
Akan tetapi jika kuantitas barang banyak dan kualitasnya menurun maka harganya
juga akan turun. Sedangkan yang di butuhkan pabrik adalah barang yang mempunyai mutu bagus,
walaupun barang yang bermutu bagus jumlahnya yang ada hanya sedikit dan
harganya mahal.
C. Elastisitas
Di saat harga kelapa sawit naik maka konsumen akan
mencari barang lain untuk di jadikan pengganti.
Jika kelangkaan terjadi maka kelapa sawit
diganti dengan kopra
atau barang pengganti lainnya yang fungsinya sama dengan
kelapa sawit.
D.Utility Titik
Jenuh
Konsumen tentu akan jenuh jika mengkonsumsi barang secara
berulang-ulang, oleh sebab itu kelapa sawit selain di gunakan untuk membuat
minyak goreng bisa di kembangkan sebaga bahan pengganti untuk membuat lemak
susu, margarin, pembuatan susu kental manis, sabun, minyak nabati, tepung
susukrim, dan ampasnya di gunakan untuk makanan ternak.
E. Kepuasan Sama komoditi
A dan komoditi
B
Anggaran
yang kita miliki Rp.100.000,
Untuk membeli kelapa sawit
37,5 kg dengan harga Rp.800/kg
sejumlah Rp.30.000.
Dan untuk membeli kopra 140kg
dengan harga Rp.500/kg sejumlah Rp.70.000.
F.
Sifat Permintaan Sama Komoditi A dan B
i. Sifat sama
Hasil minyak dari produk komoditi kelapa sawit dan kopra
memiliki sifat sama yaitu untuk menggoreng.
ii. Sifat beda
Untuk kelapa sawit saat proses produksi harus masuk ke
pabrik industri terlabih dahulu karena
harus menggunakan alat/mesin yang sudah moderen dan pendistribusian juga lewat
pabrik industri, sedangkan kopra bisa di olah sendiri dengan alat tradisional.
G.
Teori produksi kebutuhan tenaga kerja produksi kelapa sawit
Untuk memproduksi kelapa sawit, di perlukan proses mulai
dari pemanenan, pengumpulan, dan penggilingan. Dalam proses tersebut di perlukan tenaga kerja.
Untuk dapat menghasilkan 20 liter minyak
kelapa sawit, di perlukan tenaga kerja sejumlah 10 orang dan waktu selama 1
minggu untuk menyelesaikannya.
Jika pabrik akan menambah jumlah minyak yang di produksi
menjadi 40 liter, maka menambah tenaga kerja yang tadinya 10 orang menjadi 20
orang untuk 40 liter. Namun, karena penambahan tenaga kerja yang baru belum
tentu ahli dalam bidang tersebut sehingga tidak efisien dan pesanan tidak
selalu stabil, terkadang banyak dan terkadang sedikit, jadi di atasi dengan menerapkan prinsip padat
modal, yaitu dengan jumlah tenaga kerja tetap 10 orang, tetapi menambah waktu
produksi menjadi 2 minggu untuk menghasilkan 40 liter minyak kelapa sawit.
H.
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya pengeluaran yang di
gunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa.
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memproduksi minyak kelapa sawit antara lain meliputi biaya tetap(TFC), biaya
variabel(TVC), dan biaya total(TC).
a.
Biaya tetapnya
yaitu pembelian tanah Rp. 20.000.000, Mesin Rp.15.0000.000,- Kendaraan Rp. 10.000.000,- Gedung Rp.
25.000.0000,-
b.
Biaya variabelnya
yaitu pembelian ATK Rp. 250.000,- bayaran gaji Rp.15.000.000,- bayar listrik
Rp. 200.000,- bayar air Rp. 50.000,-
c.
Biaya total,
diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel ( TC
= TFC + TVC )
Biaya Tetap :
Tanah Rp.20.000.000
Mesin Rp.15.000.000
Kendaraan Rp.10.000.000
Gedung Rp.25.000.000
Jumlah Biaya Tetap Rp.70.000.000
|
Biaya Variabel :
ATK Rp.250.000
Bayar Gaji Rp.15.000.000
Bayar Listrik Rp.200.000
Bayar Air Rp.50.000
Jumlah Biaya Variabel Rp.15.500.000
|
Biaya Total :
Jumlah Biaya Tetap Rp.70.000.000
Jumlah Biaya
Variabel Rp.15.500.000
Jumlah Biaya Total Rp.85.500.000
|
I.
Kendala Produksi dan Kemajuan Teknologi
Kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan kelapa sawit
saat memproduksi minyak kelapa sawit adalah ketidak efisienan tenaga kerja, seperti
tenaga kerja yang malas, sering tidak masuk kerja, bahkan mogok kerja yang
dikarenakan rendahnya upah yang diterima, fasilitasnya kurang, dan kurangnya
motifasi untuk bekerja lebih giat, sehingga menyebabkan ketidak efisienan
tenagakerja saat memproduksi.
Selain itu, tidak adanya pesaing juga menyebabkan
semangat tenaga kerja menjadi berkurang, kerena perusahaan memonopoli daerah
tersebut, sehingga para tenaga
kerjanya beranggapan bahwa para konsumen
pasti membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Dengan adanya teknologi seperti mesin dan alat-alat lain
yang semakin canggih, membuat perusahaan dapat lebih menghemat biaya saat
memproduksi minyak kelapa sawit. Di saat perusahaan belum menggunakan teknologi
yang canggih seperti mesin penggilingan(Sand Washing
Machine), mesin penyaringan(Vibrating Screan), dan mesin untuk pencetakan
kemasan saat memproduksi minyak, perusahaan memerlukan biaya Rp
5.000.000 untuk menghasilkan 100 liter minyak kelapa sawit, tapi setelah
perusahaan mengunakan teknologi mesin yang canggih, perusahaan hanya memerlukan
biaya Rp.3.000.000 untuk menghasilkan
100 liter minyak kelapa sawit.
BAB III
PENUTUP
1.Apakah Kelapa
Sawit Termasuk Persaingan Sempurna?
Ya, Kelapa sawit termasuk persaingan sempurna,
karena banyak penjual kelapa sawit di pasaran dan para pembeli juga banyak,
karena harga jualnya sama antara penjual yang satu dan penjual lainnya, Produk
kelapa sawit banyak diminati oleh para konsumen karena harganya seimbang dan
jenisnya sama. Selain itu, jumlah barang yang banyak dan ada dimana-mana
memudahkan konsumen untuk mendapatkannya.
2.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopoli Murni?
Ya, Kelapa sawit termasuk monopoli murni, hal ini
disebabkan karena di kecamatan Seponti hanya terdapat satu perusahaan saja,
yaitu PT.KAP yang merupakan perusahaan kelapa sawit satu-satunya yang ada di
kecamatan Seponti yang memproduksi kelapa sawit, sehingga perusahaan tersebut
menguasai daerah kecamatan Seponti dalam bidang produksi kelapa sawit.
3.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Monopolistis?
Di kecamatan seponti kelapa sawit tidak termasuk
monopolistis, karena hanya ada satu perusahaan saja yang memproduksi dan
menjual kelapa sawit yaitu PT.KAP, dan barang yang dijual serupa dan sama, hal
ini dikarenakan kelapa sawit yang ada di daerah tersebut, dan yang diproduksi
oleh perusahaan hanya satu jenis yaitu jenis Tenera.
4.Apakah Kelapa Sawit Termasuk Oligopoli?
Di kecamatan seponti kelapa sawit tidak termasuk
oligopoli, dikarenakan hanya terdapat satu perusahaan kelapa sawit, dan kelapa sawit yang di jual
oleh peusahaan hanya satu jenis yaitu kelapa sawit jenis Tenera, yang memiliki mutu baik, buahnya yang berukuran besar,
memiliki daging buah yang tebal dan mengandung minyak yang lebih banyak. Hal
ini yang menyebabkan kelapa sawit jenis ini lebih diminati oleh perusahaan.
5.Apakah Kelapa
Sawit Termasuk Monopsoni?
Kelapa
sawit tidak termasuk kedalam monopsoni, dikarenakan terdapat banyak konsumen
dari berbagai kalangan yang membeli kelapa sawit sebagai faktor produksi
pembuatan minyak goreng, lemak nabati, lemak susu, dan margarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar